Muara Enim – Menjelang gelaran Muktamar NU ke-34 yang akan di langsungkan di Lampung telah menaikkan tensi saling klaim dukungan dari pemilik suara NU Sumatera Selatan. Apalagi jarak antara lampung dan Palembang yang sudah dekat dengan adanya Tol telah menaikkan tensi untuk berebut dukungan. Muara Enim sebagai daerah strategis dengan Lampung dari lintas barat tentu tidak luput dalam “pengkondisian” menjelang gelaran muktamar, apalagi proses pemilihan kepemimpinan di Kabupaten Muara Enim tidak menunjukkan “Titik Terang”, padahal “Kader Terbaik” NU Muara Enim, bisa dijadikan solusi cahaya di ujung lorong gelap Kepemimpinan Pemerintah Muara Enim.
Melihat dinamika tersebut tentu akan menjadi salah satu titik sentral dukungan terhadap calon Ketum PBNU mendatang. Memang Muara Enim hanya pemilik salah satu suara, akan tetapi berpotensi mempengaruhi 16 pemilik suara lainnya, dimana dinamika politik di Muara Enim yang masih deadlock tentu menjadi PR besar bagi PWNU Sumsel terhadap satu masalah di salah satu PCNUnya. Masih terbengkalainya proses politik di Muara Enim tentu secara tidak langsung menjadi tanggung jawab PWNU Sumsel yang telah menyatakan kesolidan mendukung Gus Yahya. Di satu sisi lainnya bisa dijadikan peluang dari Kyai Said yang ingin maju lagi untuk mempengaruhi pemilik suara lainnya, apalagi belum lama ini, Kyai Said telah diundang di salah satu pondok pesantren di Muara Enim untuk menerima dukungan dari beberapa pemilik suara.
Melihat waktu muktamar dan proses politik di Muara Enim sedang sama-sama bergulir, tentu masih banyak berbagai kemungkinan yang terjadi, apakah 17 pemilik suara NU Sumsel tetap Solid mendukung Gus Yahya?? di tengah belum solidnya dukungan terhadap kader NU untuk memimpin Kabupaten Muara Enim. (GA)
